Foto: Pexels
Bagi Anda yang ingin banget tulisannya diterbitkan dalam bentuk buku, beberapa waktu lalu
Wanita.Network berkolaborasi dengan mal Kuningan City menggelar Instagram Live bertajuk
Cara Jitu Menerbitkan Buku. Menghadirkan Editor Penerbit Buku kompas, Resna Anggria Putri, diskusi seru ini mengorek jurus-jurus agar karya kita dilirik oleh penerbit.
“Tiap penerbit beda-beda kebijakannya,” terang wanita yang akrab disapa Nana ini dalam Ig Live, Kamis (30/07), “namun secara umum ada hal-hal yang menjadi dasar penilaian.” Selengkapnya, ini dia langkah-langkah yang perlu kita lakukan.
Cari tahu karakteristik penerbit
Masing-masing penerbit umumnya punya nilai atau idealisme yang ingin dibawa. Nah, itu bisa tercermin dari seperti apa jenis-jenis buku yang sering diterbitkannya, apakah itu buku-buku
romance, sejarah, sastra, dan sebagainya. Kirimkan tulisan Anda ke penerbit yang relevan.
Bahasa boleh gaya, tapi tetap taat pada aturan
Meski setiap penerbit punya kebijakan dan idealismenya masing-masing, namun gaya bahasa menjadi salah satu ukuran penilaian di mana pun. “Memang, sih, nantinya tetap akan ada tahap pentunyingan (
editing),” sambungnya, “tapi tim penerbit akan
ilfil duluan kalau gaya bahasanya sudah berantakan dari awal.”
Setidaknya, kita mesti memperhatikan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Walau tulisan Anda menggunakan gaya bahasa untuk konsumsi anak muda, tetap ada pedomannya. Menulis kata-kata
slang dalam format
italic, misalnya.
Bisa mulai dari penerbit kecil
Tak perlu malu jika tulisan Anda cuma diterima oleh bukan penerbit besar. Bagaimana pun, itu akan membangun portofolio Anda, dan menjadi poin plus dalam pertimbangan tim redaksi dari penerbit yang lebih besar di kemudian hari.
Sesuai kapasitas keahlian
Untuk buku nonfiksi, penulisnya harus seorang ahli atau memiliki pengalaman sehingga menunjukkan bahwa dirinya menguasai keahlian di bidang yang ia tulis. Misalnya untuk buku psikologi harus ditulis oleh ahli di bidang tersebut, begitu pula dengan sejarah,
food combining, dan sebagainya.
Sementara untuk karya fiksi, sebaiknya memiliki ceritanya yang menginspirasi atau memotivasi pembaca dan membawa nilai tertentu. “
Nggak apa-apa cerita
romance tapi tetap ada nilai-nilai mendalam,” imbuh Nana.
No SARA!
Penting untuk diingat bahwa tulisan kita tidak boleh menyinggung perasaan suku, agama, ras, maupun golongan tertentu, juga memuat afiliasi politik tertentu.
Anda tertarik untuk menulis buku? “Tidak perlu ragu, jangan berhenti berusaha, jangan menyerah. Gagal sekali dua kali wajar. Tetap semangat menulis,” dorong Nana. “Kalau ingin mengirim naskah buku bisa via email ke
[email protected].”