Foto: Pexels
Berniat punya bisnis sendiri tentu boleh-boleh saja. Tidak ada yang melarang. Tapi sudah pasti Anda harus mempertimbangkan banyak hal kalau tidak ingin gagal di tengah jalan—atau bahkan lebih parah lagi, baru seminggu buka langsung tutup.
Nah, kesiapan Anda dalam merintis bisnis baru bisa terukur dari jawaban atas tiga pertanyaan dari Tara Falcone, perencana keuangan reisupllc.com berikut ini.
Berapa banyak tabungan saya?
Jangan hanya mengejar harapan tinggi lewat bisnis, yaitu keuntungan yang sebesar-besarnya. Anda juga harus mempertimbangkan adanya perubahan biaya hidup ketika memulai bisnis baru. Jadi, memungkinkankah tabungan yang Anda miliki untuk memulai jalan hidup yang baru?
Apakah saya siap meninggalkan pekerjaan saat ini?
Menjalankan bisnis perlu fokus perhatian. Maka, jika Anda masih bekerja, perlu dipikirkan apakah siap meninggalkan pekerjaan dan fokus pada bisnis. Apakah gaji yang sudah tinggi akan sebanding dengan modal yang diperlukan (dan potensi risiko) untuk bisnis baru nanti? Tidak mengapa juga jika Anda tetap ingin bekerja sambil berbisnis, tapi tentu targetnya akan berbeda.
Seberapa besar kesanggupan saya berinvestasi di bisnis baru ini?
Besarnya modal usaha yang Anda tanamkan tentu akan berpengaruh pada berapa banyak kebutuhan untuk bisnis Anda. Untuk sarana dan prasarana serta kebutuhan marketing yang juga perlu dipertimbangkan.
Selanjutnya Falcone memberikan beberapa hal yang harus dihindari karena bisa mengganggu jalannya bisnis Anda, di antaranya:
- Penggunaan kartu kredit yang berlebihan. Makin banyak utang padahal baru merintis bisnis bisa berpotensi menenggelamkan bisnis Anda di tengah jalan.
- Tidak memisahkan keuangan pribadi dari keuangan bisnis. Selain membuat rancu laporan keuangan, Anda akan rugi saat membayar pajak.
- Terlalu banyak menggunakan modal pribadi. Padahal banyak sumber modal yang bisa Anda manfaatkan untuk membuka usaha selain dompet pribadi. (wn)