Wanita Network

Cinta Pandangan Pertama itu Nonsens. Nah Loh!

Young Couple Kissing in City at Night
 Foto: Pexels

Jika pasangan Anda bilang bahwa dia mencintai Anda sejak pandangan pertama, jangan buru-buru percaya. Karena menurut riset terbaru yang diterbitkan dalam Journal of the International Association for Relationship Research, jatuh cinta pada pandangan pertama hanya ada di angan-angan. Realitas tak mengenalnya.
 
Riset ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Florian Zsok, seorang psikolog dari University of Groningen di Belanda. Dia menemukan bahwa jika ada orang yang percaya dengan cinta pandangan pertama atau love at first sight (LAFS), sebenarnya itu hanya sekadar ketertarikan fisik daripada perasaan cinta.
 
Untuk mendapatkan kesimpulan seperti ini, Zsok melakukan survey ke 400 orang dewasa. Daftar pertanyaan untuk para relawan ini adalah:
 
  • Apakah LAFS sifatnya sebatas produk bias memori. Benarkah LAFS terjadi pada suatu waktu, atau apakah itu sesuatu yang orang ingat hanya setelah mereka jatuh cinta pada seseorang?
  • Bagaimana daya tarik fisik mempengaruhi LAFS? Pasalnya, daya tarik fisik adalah hal umum yang muncul saat orang ditanya tentang LAFS. Lagipula selama ini daya tarik fisik berkorelasi dengan LAFS.
  • Apakah LAFS semata-mata hanya ekspresi seseorang yang sedang tergila-gila pada sosok tertentu. Berbedakah LAFS dengan cinta yang dirasakan dalam hubungan romantis?
 
Setelah dari 500 pertemuan dengan para relawan, didapatkan hasil bahwa 49 di antaranya melaporkan mengalami LAFS. Ini menunjukkan bahwa fenomena LAFS ini bukan sesuatu yang mudah diingat saat mereka sudah menjalani hubungan. Namun, dalam penelitian ini, tidak ada laporan tentang LAFS yang bersifat timbal balik. Jadi hanya salah satu pihak saja yang mengaku LAFS.
 
Dari penelitian ini juga disimpulkan bahwa orang-orang yang mengaku mengalami LAFS sering menilai kencan mereka lebih menarik secara fisik daripada para relawan lain. Mereka juga cenderung memberi skor lebih rendah pada pertanyaan yang mengukur cinta daripada orang-orang yang melaporkan sedang menjalani sebuah hubungan.
 
Menurut penelitian ini juga, cinta pada pandangan pertama pada dasarnya adalah ketertarikan fisik, dengan sedikit bumbu gairah. Hasil studi ini mendefinisikan kembali konsepsi cinta pada pandangan pertama. Ini sekaligus mengurangi gagasan ideal tentang romantisme cinta yang sering seperti digambarkan dalam cerita novel atau film: suatu hari akan bertemu dengan seseorang, langsung jatuh cinta, tahu bahwa hal itu benar, dan dapat memastikan hubungan itu akan berhasil.
 
Dari penelitian ini bisa diambil positifnya, sebab Anda bisa memberikan penilaian yang lebih objektif yang akhirnya bisa membuat Anda mengambil keputusan yang tepat. Tidak asal karena silau dengan ‘pandangan pertama’ tadi.
 
Jadi, kubur dalam-dalam harapan Anda untuk menemukan gagasan romantis pada pandangan pertama ya! Tapi tetap semangat menemukan cinta sejati Anda! (wn)
 

Artikel Terpopuler

Emagz