Wanita Network

Saya Lajang, Saya Bahagia!


Credit photo www.pexels.com

Kini Anda tak perlu risau lagi saat menerima pertanyaan klise ‘kapan nikah?’ saat bersua dengan teman lama atau keluarga besar. Beberapa hasil penelitian menyebutkan hidup melajang membuat orang lebih bahagia.
 
Lembaga riset Mintel pernah melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa 61% perempuan merasa lebih bahagia karena menjalani hidup lajang. Emily Grundy, Profesor dari University of Essex, menganggap hal tersebut terjadi karena perempuan lebih mampu bersosialisasi dan cenderung mampu lebih luwes dalam melakukan berbagai aktivitas seorang diri.
 
Jenny Taitz, penulis buku How to Be Single and Happy, mengatakan bahwa melajang adalah kesempatan untuk memahami dengan baik hal-hal yang dibutuhkan dan hendak dilakukan dalam hidup. Dan, yang tak kalah penting, melajang bisa membuat seseorang mandiri secara finansial.
 
Time juga pernah mengumpulkan beberapa pendapat pakar tentang keuntungan hidup melajang. Penulis dan pengamat relasi romantis Susan Winter berkata, hidup lajang menyebabkan keterbukaan pola pikir dan kesempatan memikirkan berbagai impian baru. “Biasanya jika kita berada dalam sebuah hubungan, sebagian besar pikiran kita tersita untuk memikirkan pasangan dan arah hubungan,” katanya.
 
Psikolog asal New York, Dardashti, menyakini, melajang bikin seseorang lebih berani mengambil risiko dalam hidup dan tertantang dalam menjalani hal-hal tak terduga yang mungkin terjadi. “Seseorang bisa jadi lebih kreatif ketika single karena bisa lebih fokus memikirkan hal-hal yang hendak ia lakukan,” kata Dardashti seperti dikutip Time.
 
Dari sisi kesehatan, ada pula pendapat yang menyebut melajang meningkatkan kualitas tidur dan mampu memotivasi seseorang untuk melakukan lebih banyak aktivitas fisik.

Swedia, surga lajang 
Dalam buku Going Solo: The Extraordinary Rise and Surprising Appeal of Living Alone (2012) karya Eric Klinenberg disebutkan, Swedia mempunyai predikat sebagai tempat rumah tangga tunggal, selain dikenal sebagai salah satu negara dengan indeks kebahagiaan warga yang tinggi. Kondisi perekonomian Swedia yang stabil dan bertambahnya pilihan orang untuk hidup lajang membuat pemerintah setempat memperbanyak proyek collective house; sebuah tempat tinggal kolektif bagi perempuan lajang. Tetapi hal tersebut tidak berarti bahwa mereka kesepian. Klinenberg menyatakan bahwa sejak dulu orang Swedia mampu bersosialisasi dengan baik dan punya inisiatif untuk melakukan berbagai aktivitas dalam kelompok.
 
“Kami melihat kesendirian memberi kebebasan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial secara intens dan kaum lajang justru mampu menjaga kedekatan dengan teman, kolega, dan keluarga,” tulis Klinenberg.
 
Menua sendirian pun tak lagi jadi momok. “Bila seseorang mampu mengoptimalkan kesendirian, maka ia sanggup meluapkan berbagai energi positif dalam diri,” kata Klinenberg.
 
Bagaimana, sudah siap melajang?
 

Artikel Terpopuler

Emagz