Wanita Network

Apakah Penerapan Seasonless Pada Industri Mode Akan Berhasil?

Finale fashion show Louis Vuitton musim gugur 2020. (Istimewa)

 

Label mode besar selama ini menjalankan jadwal pagelaran mode yang terbagi untuk pria dan wanita, dengan masing-masing terbagi lagi untuk musim spring-summer, fall-winter, cruise atau disebut juga resort, dan pre-fall

 

Desainer beserta rumah mode mempertunjukkan koleksi musim semi di September dan koleksi musim gugur di Maret yang kemudian barang baru tersedia enam bulan berikutnya. Sedangkan, koleksi cruise serta pre-fall disematkan di antaranya dan terkenal menjadi ladang penghasilan para brand terkemuka tersebut. Namun, dengan masalah pandemi, isu keberlangsungan, lingkungan, dan iklim membuat beberapa desainer melakukan sedikit perubahan.

 

Sebelum wabah pandemi menyerang seluruh dunia, perubahan sudah mulai dilakukan para desainer dan rumah mode dunia. Pada pagelaran mode Fall 2020 yang diselanggarakan bulan Desember 2019 hingga April 2020 lalu sudah nampak beberapa terlihat gaun dan rok pendek serta rok rumbai yang lebih cocok dipakai pada saat cuaca hangat. Baru-baru ini pada koleksi Cruise 2021 Rag & Bone, Erdem, Ganni, dan Y/Project, terlihat pakaian dengan material kulit, pakaian rajut, jaket bomber, dan sepatu bot yang dapat dikenakan pada musim dingin. Hal tersebut seperti mengisyaratkan pakaian tersebut dapat lebih lama dikenakan dan tak terikat musim.

 

Rag & Bone, Ganni Resort, Y/Project, dan Erdem koleksi Resort 2021. (Istimewa)

 

Gerakan tersebut diperkuat oleh pernyataan para pelaku industri fashion yang dikutip dari Harpersbazaar.com. Tiffany Hsu, fashion buying director dari MyTheresa menyatakan, “Kita melihat sepatu bot di musim semi, sementara saat pagelaran musim dingin terdapat mantel tak berlengan alih-alih luaran dari wol tebal dan bahkan atasan rajut lengan pendek bergaya lebih konvensional.”

 

Rebecca Tinker, womenswear buyer dari department store mewah Selfridges ikut menyadari gerakan tersebut. “Koleksi saat ini lebih tidak terpaku pada musim daripada sebelumnya, label memilih pendekatan pada umur pemakaian sebuah pakaian.”

 

Sementara, Natalie Kingman, fashion and buying director Matches Fashion berpendapat, “Saya pikir desainer berprilaku lebih ‘sadar’, menyadari konsumen mereka ingin mengetahui lebih informasi tentang asal usul koleksi mereka dan pelanggan mereka memilih menginvestasi pada produk yang dapat dipakai lama.”

 

Beberapa waktu lalu, beberapa gerakan untuk perubahan industri mode dilakukan. Dries Van Noten merilis sebuah surat terbuka untuk perubahan pada sistem di industri mode yang didukung oleh Marine Serre, Tory Burch, Selfridges, Nordstrom, Lane Crawford, Altuzarra, dan Mytheresa. Lalu, sebuah gerakan #rewiringfashion terdiri dari desainer independen, eksekutif, dan pengusaha ritel yang difasilitasi oleh The Business of Fashion, menyuarakan reset pada industri mode yang termasuk kalender fashion week, pembelian produk, pengiriman, dan jadwal diskon. 

 

Pada akhir April lalu, direktur kreatif Gucci, Alessandro Michele telah mengumumkan akan melakukan ‘seasonless’ atau tidak mengikuti kalender mode yang biasa dilakukan dalam produksi koleksi mereka. Label mewah asal Italia ini menghilangkan pemilahan pagelaran koleksi wanita, pria, pre-Fall dan musim Resort, dengan hanya akan melakukan fashion show secara dua kali dalam setahun.

 

Dalam unggahan Instagram milik pribadinya yang berjudul “Appunti dal Silenzio, Notes from the Silence” atau “Pesan dalam Keheningan”, sang desainer mengatakan berniat untuk “meninggalkan ritual yang sudah tidak dapat dipakai kembali dalam hal musim dan pertunjukan untuk mencapai kembali ritme baru.”

 

Diari Creative Director Gucci pada akun instagram pribadinya. (Foto: Instagram/@alessandro_michele)

Diari Creative Director Gucci pada akun instagram pribadinya. (Foto: Instagram/@alessandro_michele)

 

Saint Laurent yang juga dimiliki oleh grup Kering, mengumumkan akan keluar dari kalender mode dengan menciptakan jadwal sendiri dengan mengikuti perkembangan selanjutnya. Michael Kors juga mengikuti jejak keluarnya dari jadwal kalender mode dengan memproduksi koleksi dua kali dalam setahun. Namun, rumah mode besar lainnya dari grup raksasa LVMH, Kering, Hermes, dan Chanel masih nyaman dengan tata cara yang sudah dijalankan dikarenakan merek dapat dengan mudah mengontrol dari hulu ke hilir. 

 

Proposal, gerakan, saran, dan segala bentuk ide terkait perubahan sistem dalam industri mode masih jauh dari kata sukses. Terutama belum adanya perjanjian dan aturan baru tersebut yang dilindungi hukum. Satu hal yang pasti, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak di industri yang secara natural kompetitif ini agar bersama-sama mewujudkannya untuk masa depan industri kreatif ini lebih ‘sehat’. (wn)

 

 

Baca Juga

5 Jam Tangan Mewah Terbaru di 2020

Artikel Terpopuler

Emagz