Foto: Pixabay
Hingga saat ini, masih saja belum ada titik terang kapan aktivitas kita bisa kembali normal, setelah kurang lebih dua bulan berada di rumah saja. Apakah Anda sudah mulai merasa terjadi perubahan dalam diri menjadi mudah marah, lelah, dan tidak termotivasi?
Angela Cox, life coach yang menangani perihal perubahan perilaku secara profesional, menyatakan pendapatnya untuk MailOnline baru-baru ini. Akhir minggu yang biasanya terasa lebih ceria, saat ini seperti tidak ada bedanya dengan hari-hari lain yang menjemukan. Bekerja di rumah saja ternyata tidak seindah yang dibayangkan, ya?
Ditambah lagi dengan tidak adanya pergerakan dan sosialisasi yang lazim, wajar bila kita malah merasa relatif lebih lelah batin, kekurangan energi, bahkan motivasi kerja. Menurut Angela, kondisi ini dinamakan dengan “Change Curve” alias Kurva Perubahan.
Kurva Perubahan ini pertama kali diperkenalkan oleh Kubler Ross, untuk mengetahui status kedukaan (grief) yang dialami seseorang, bukan saja dalam masa duka cita tetapi juga dalam status bisnis/pekerjaan, di saat melalui sebuah perubahan yang cukup ekstrem. Dikatakan oleh Angela, masa pandemi Covid-19 ini telah memukul semua orang, memaksa siapa saja untuk menerima perubahan tanpa ada solusi yang jelas.
Adapun Kurva Perubahan Kubler Ross dapat digambarkan sebagai berikut:
Kondisi yang pertama dialami seseorang dalam sebuah perubahan adalah Shock, yang diikuti dengan status Denial atau Penyangkalan. Diperkirakan, kita semua berada dalam status kedua ini pada sekitar bulan Februari 2020, di mana tidak semua orang menerima adanya kabar merebaknya pandemi global ini.
Selanjutnya adalah status Anger atau Marah, yang diikuti dengan Frustration. Kita merasa frustrasi karena tidak ada hal yang dapat kita lakukan selain menerima saja. Dalam status ini jugalah, kita cenderung bersikap lebih kritis dan judgmental terhadap orang lain.
Selanjutnya Angela mengategorikan status kita sebagai Depression alias Depresi. Di sini kita merasa sangat sedih, lelah, tidak punya motivasi, dan cenderung pasif. Menonton Netflix seharian terasa lebih mudah dan menyenangkan daripada berjemur di pagi hari.
Meskipun kurva ini seolah sudah menjadi tahapan baku, Angela menambahkan beberapa kondisi, di mana semua orang saat ini juga tiba-tiba memiliki kebiasaan baru, misalnya jadi senang masuk dapur, rajin berkebun, senang melukis, dan sebagainya. Kebiasaan-kebiasaan baru ini menciptakan “kurva perubahan mini” di dalam diri kita, yang juga memerlukan adaptasi dan penerimaan menjadi sebuah rutinitas baru. Tanpa adanya adaptasi dan penerimaan, kita akan sulit masuk ke dalam tahap berikutnya, yaitu “harapan” dan “optimisme”. Ibaratnya sebuah komputer yang mengalami overload, sistem internal kita menjadi error.
Tip untuk mengatasi tahap depresi dalam Kurva Perubahan: