Foto: Pexels
Menjelang peringatan International Women’s Day pada 8 Maret 2020 mendatang, analisis di 75 negara mengungkapkan skala 'mengejutkan' terhadap hak-hak perempuan global. Ditemukan, hampir 90% orang bias terhadap wanita, menurut sebuah indeks baru yang menyoroti tingkat "mengejutkan" dari reaksi global terhadap kesetaraan gender. Inilah temuan Program Pembangunan PBB (UNDP).
"Kita semua tahu bahwa kita hidup di dunia yang didominasi pria, tetapi hasil laporan ini membuat kita bisa melihat angka-angka riil bias gender ini," kata Pedro Conceição, Direktur Kantor Laporan Pembangunan Manusia UNDP, pada Kamis (4/3/2020). “Dan angkanya, saya anggap mengejutkan,” imbuhnya.
Memang, di beberapa negara, bias ini menyusut, namun di banyak negara lain bias tersebut justru meningkat. Dan jika melihat rata-ratanya, angkanya meluncur mundur, bias gender itu bukannya menipis, justru kembali menguat.
Angka-angka ini didasarkan pada dua set data yang dikumpulkan dari hampir 100 negara melalui World Values ??Survey, yang meneliti perubahan sikap di hampir 100 negara dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sosial dan politik. Angka-angka mencakup periode dari 2005-09 dan 2010-2014.
Dari 75 negara yang diteliti, hanya ada enam negara yang mayoritas orangnya tidak bias terhadap wanita. Namun, meski lebih dari 50% orang di Andorra, Australia, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, dan Swedia bebas dari prasangka jender, di negara-negara ini masih sini tetap masih memiliki pola adanya bias tersebut.
Swedia, misalnya, mana persentase orang yang memercayai setidaknya satu bias meningkat selama sembilan tahun yang dicakup oleh data penelitian. Lebih dari setengah orang di Inggris dan AS memiliki setidaknya satu bias.
“UNDP sangat sadar akan reaksi balik terhadap hak-hak perempuan. Kami sadar dan kami prihatin, jadi kami pikir laporan ini ... adalah jawaban untuk mendorong kembali kesadaran untuk menghapus bias gender,” kata Raquel Lagunas, Direktur Tim Gender UNDP.
Laporan ini muncul ketika para pegiat hak asasi menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk mempercepat tindakan untuk memenuhi target global tentang kesetaraan gender. (wn)