Foto: Istimewa
Situasi tidak menentu di tengah pandemi Covid-19 tidak membuat para seniman patah semangat. Bahkan bagi dua sahabat Irianti Erningpraja dan Trie Utami, kondisi saat ini justru melahirkan semangat baru, yang tak hanya untuk meraih pencapaian diri tapi juga untuk membahagiakan orang banyak.
Kedua penyanyi dan musisi tersebut—dengan mengajak musisi lain yaitu Pra Budidharma (komposer dan basis Krakatau Band) dan Uki Baz—kini membentuk grup musik unik bernama Anuhyang.
“Dalam tradisi Sunda, ‘anu’ arti dan fungsinya adalah menunjukkan kepunyaan. Hyang artinya yang ditinggikan (divine, Ilahi). Jadi, Anuhyang memiliki makna kepunyaan Ilahi. Kita semua memang begitu, kan?” papar Irianti yang kini juga menekuni dunia meditasi ini.
Tak hanya nama, keunikan Anuhyang juga ada pada komposisi lagu-lagunya yang sangat kaya dengan bebunyian etnik dari seluruh penjuru Nusantara, antara lain Toraja, Batak, Minang, Sunda, Bali, Flores, dan masih banyak lagi.
Keunikan lain, Anuhyang menciptakan konsep musik dengan format EEDM (Ethnic Electronic Dance Music) yang menjadi ciri khusus mereka. “Setiap lagu disisipi frekuensi nada solfegio (solfeggio-tones frequency—Red.) yang membuat lagu-lagu ini dapat difungsikan sebagai penyelaras emosi melalui gerakan meditasi yang dinamis,” ungkap Irianti.
Solfeggio-tones frequency merupakan hasil penellitian psikolog Amerika, Dr. Joseph Pulio, yang menemukan frekuensi ‘penyembuh’, yaitu 528 Hz. Frekuensi ini bisa berfungsi untuk menyelaraskan mind & soul sehingga kesehatan mental kita dapat terjaga. Banyak kalangan memberi julukan frekuensi ini sebagai “love frequency”. Konon, The Beatles juga menggunakan frekuensi ini pada lagu berjudul Please Please Me dan John Lennon pada Imagine.
Foto: Istimewa
Hade Hate
Single pertama Anuhyang yang dirilis pada Juni 2020 adalah Hade Hate (Bahasa Sunda yang berarti ‘hati yang baik’). Nomor ini merupakan komposisi berbasis tradisi musik Batak yang rancak dengan pukulan Taganing dan tiupan Sarunai, sementara liriknya menggunakan bahasa Sunda di atas pola melodi berciri Sumatera Utara. Single Hade Hate ini bisa diunduh melalui bandcamp.com.
Bagaimana memanfaatkan lagu Anuhyang agar kita mendapatkan manfaat healing? “Cukup diputar dan didengarkan, bisa kapan saja dan di mana saja, tidak perlu menggunakan headphone,” kata Irianti.
Sementara lagu-lagu Anuhyang yang lain, jelas mantan atlet renang ini, sudah dalam tahap finalisasi. Full album-nya akan dirilis dalam beberapa bulan ke depan. “Pada dasarnya kami merasa senang bisa memproduksi musik di era pandemi Covid-19 ini. Apalagi dengan konsep musik kami, kami ikut sedikit berkontribusi membantu masyarakat agar tetap sehat jiwa dan raga,” tuturnya. “Juga membantu membuka kesadaran kita semua bahwa betapa sungguh luar biasanya bunyi-bunyian Nusantara itu.” (wn)