Wanita Network

Promosi Brand di TikTok, Bisa Viral atau Basi

Foto: Pixabay edited by WN

 

Hari ini, siapa sih yang tidak kenal TikTok. Aplikasi dengan 680 juta pengguna aktif dalam sebulan pada November 2019 ini menjadi aplikasi yang diunduh terbanyak kedua setelah WhatsApp. Para pemilik merk dagang atau produk pun mencoba berpromosi melalui TikTok. Namun, sebuah isi dari Youtube, Twitter, dan Instagram tidak bisa digunakan atau diadaptasi ke aplikasi tersebut secara mentah-mentah. Jadi, inilah yang harus diperhatikan jika Anda ingin berpromosi melalui TikTok.

 

Bikin kreativitas gerakan

“Instagram untuk foto yang indah dan stylish, sedangkan TikTok adalah untuk bersenang-senang dan konten viral”, kata Alice Delahunt, chief digital officer dari merk pakaian Ralph Lauren. Sehingga, jika sebuah merk ingin viral di TikTok, buatlah video dari tantangan apa pun yang sedang trending di halaman utama aplikasi tersebut. Buatlah konten kratif yang berbasis gerakan dansa, mudah dimengerti, dan singkat. Jika setiap komponen tersebut tidak terdapat pada video Anda, cara promosi akan kurang efektif.

 

Hindari hard-selling

Lupakan cara konvensional dengan memperlihatkan merk atau produk sebanyak-banyaknya yang dipromosikan pada video. Kampanye melalui TikTok bukan sebuah cara untuk meningkatkan penjualan. Tujuan akhir dari sebuah perusahaan membuat tantangan adalah mengeksekusikan marketing funnel dengan membangun awareness, diingat oleh pelanggan dan engage dengan merk tersebut. Seperti yang dilakukan merk kosmetik e.l.f melalui tantangan #eyeslipsface. Kontinuitas kehadiran sebuah merk menentukan viral atau tidaknya dan penghitungan brand awaraness melalui komentar serta jumlah like.

 

Tidak untuk semua

Merk mewah dengan identitas sophisticated dan klasik tidak cocok untuk TikTok yang fun dan unik. Dengan video yang sedikit nyeleneh, citra sebuah merk mewah dapat rusak. Perlu diingat juga karena peralatan mahal, pencahayaan atau editing yang sempurna seperti pada Instagram tidak terlalu penting pada aplikasi ini. Jika ingin menampilkan produk sepatu, baju atau aksesori yang memuat logo atau desain merk tertentu, seluruhnya harus dikenakan secara wajar tanpa dipaksakan.

 

Produk ‘aneh’

Produk yang dikatakan ‘aneh’ seperti shampoo berwarna hijau, lipstik biru atau lip plumper yang akan viral di aplikasi ini. Intinya adalah produk yang menarik perhatian dan tidak mungkin dikenakan sehari-hari para pekerja kantoran formal. Terkadang menjadi viral pada TikTok bukan berarti orang harus memakai di jalanan, melainkan hanya brand awareness.

 

Musik itu penting

TikTok berkutat pada video berjoget, melakukan hal gila sebagai bentuk ekspresi diri dan kreativitas. Musik yang terkesan berbeda, fun, dan mudah untuk bergoyang lebih mungkin untuk disukai. Pada salah satu podcast The New York Times, Popcast, Nick Sylvester yang merupakan seorang produser musik dan pendiri dari Godmade mengatakan saat ini dalam menciptakan musik perlu dipertimbangkan yang dapat dipotong untuk dapat digunakan pada TikTok. Namun perlu diingat, musik yang terlalu berpromosi tidak akan disukai. 

 

Influencer tepat

Menggunakan influencer pada TikTok berbeda dengan media sosial lainnya. Pada TikTok, penggunaan tagar ForYou akan membuat video otomatis masuk pada halaman For You di aplikasi dan dapat menjadi viral asalkan dengan aturan konten yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, ahli marketing untuk TikTok menyarankan menggunakan influencer yang luas dan jangan direncanakan terlalu jauh, ikuti tren yang sedang berlaku. Dikutip dari Business of Fashion, Mae Karwowski, penemu agensi influencer Obviously mengatakan, “Anda tidak memerlukan pengikut yang banyak untuk menjadi viral dan algoritma yang berbeda memungkinkan bekerja dengan influencer mikro”. (wn)

Artikel Terpopuler

Emagz