Wanita Network

Chanel Menolak Perubahan Sistem Industri Mode

Parade final peragaan Chanel Cruise 2019 pada tahun lalu di Grand Palais, Paris, Perancis. Foto: Chanel.

 

Beberapa rumah mode melakukan sebuah gerakan serta pembicaraan terkait sistem yang sudah berjalan sedemikian rupa dalam industri mode. Seperti yang dilakukan desainer asal Belgia, Dries Van Noten bersama rekan desainer Marine Serre dan Tory Burch diikuti peritel Selfridges, Nordstrom, Lane Crawford hingga ritel daring Mytheresa dengan merilis sebuah proposal untuk perubahan pada sistem kalender fashion week, pembelanjaan dan pengiriman produk serta pengaturan masa diskon.

 

Terdapat pula sebuah gerakan serupa #rewiringfashion terdiri dari desainer independen, eksekutif, dan pengusaha ritel yang difasilitasi oleh The Business of Fashion. Sedangkan, Gucci dan Michael Kors hanya akan melakukan fashion show secara dua kali dalam setahun. Saint Laurent juga mengumumkan akan keluar dari kalender mode dengan menciptakan jadwal sendiri dengan mengikuti perkembangan selanjutnya.

 

Gagasan perubahan tersebut tidak membuat Chanel tertarik. Bruno Pavlovsky, President of Fashion Activities rumah mode Perancis bernilai miliaran dolar tersebut masih mempercayai cara lama dalam menjalani bisnisnya dan menaruh masa depan pada peluncuran koleksi Cruise mereka.

 

Presentasi mode Chanel masih tetap dijadwalkan enam kali pertunjukkan dalam setahun yang terdiri dari dua prêt-à-porter, dua haute couture, Cruise, dan Métiers D’Art, presentasi spesial yang dilakukan diluar jadwal fashion week dan diklaim menjadi “momen mereka” dengan menyoroti keahlian artisan rumah mode tersebut yang selalu diadakan di Desember.

 

“Saya tidak mengetahui angka tepat apakah dua atau enam; hal tersebut tergantung dari setiap merk,” ungkap Pavlovsky. “Namun, kami cukup terdepan dalam mengalkulasikan dampak karbon yang kami hasilkan. Pendekatan yang kami lakukan terus mencapai kemajuan. Kami merasa pentingnya melakukan pagelaran tersebut untuk mengekspresikan setiap momen.” 

 

Jika dilihat dari perjalanan Chanel yang sering menggelontorkan anggaran sangat besar yang telah menjadi sebuah isu tidak sustainable. Mendiang Karl Lagerfeld menciptakan show yang ekstravaganza dengan menciptakan bandara, supermarket, hutan, pantai, peggunungan bersalju, roket, atau kapal pesiar sebagai latar dari pertunjukkan pakaian serta aksesorinya.

 

Parade final koleksi Chanel Spring 2019 dengan membuat set pantai di Grand Palais, Paris, Perancis lengkap dengan pasir serta ombak kecil. Foto: Chanel.

 

 

Pavlovsky melanjutkan, “Pada masa mendatang, kami akan terus melangsungkan momen berharga tersebut.” Meski seluruh rencana harus berubah sementara dengan pandemi yang masih berlangsung. Pertunjukkan cruise yang direncanakan dilakukan 7 May lalu di kepulauan Capri, namun pandemi dan kebijakan lockdown yang dilakukan Perancis membuatnya batal dilaksanakan. Energi liburan koleksi tersebut dialihkan dengan pelansiran dilakukan secara digital di studio di Rue Cambon, Perancis. Latar belakang presentasi digital adalah yang set diciptakan menyerupai pantai berkerikil Mediterania.

 

Poster film pendek koleksi Cruise 2021 dari Chanel yang dilakukan di studio di Rue Cambon, Paris, Perancis. Foto: Chanel.

 

Keputusan Pavlovsky bersama Virginie Viard selaku direktur kreatif Chanel saat ini, mereka tidak berfokus pada karpet merah melainkan apa yang akan dipakai oleh orang-orang. Mereka akan mendengarkan para pelanggan Chanel beserta menunggu hasilnya beberapa bulan ke depan. Keadaan ekonomi dan sosial akan menentukan keputusan selanjutnya. (wn)

 

 

Baca Juga:

Apakah Penerapan Seasonless Pada Industri Mode Akan Berhasil?

Presentasi Digital Pertama Chanel

Artikel Terpopuler

Emagz