Wanita Network

30 Persen Orang Jakarta Merasa Tak Bakal Kena Corona


 
Atalia Praratya, Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat


Sudah sejak Maret, kita masih berjuang melawan wabah corona, namun hingga saat ini penyakit yang menjadi pandemic dunia ini belum juga bisa dikendalikan. Jumlah penderitanya terus meningkat, meski angka kesembuhannya juga meningkat.
 

“Tantangan kita adakag bagaimana mengubah persepsi masyarakat. Karea berdasarkan survey, 30 persen warga Jakarta merasa tidak bakal terkena COVID-19 dan 4 persen mengaku tidak khawatir terhadap COVID-19. Saya tekankan bahwa penyakit ini sungguh-sungguh nyata, bukan rekayasa, bukan hasil konspirasi,” ujar Letjen TNI Doni Monardo, Kepala PBPB/Ketua Satgas Percepatan Penanggulangan COVID-19 dalam webinar Mengulik Kebaikan Ikan dalam Meningkatkan Imunitas Keluarga yang diselenggarakan dalam rangka Hari Ikan Nasional.
 

Selain Jakarta, menurut Doni, sikap tidak peduli masyarakat yang tinggi juga ditemukan di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan. “Kalau kita melihat data, di daerah-daerah ini angka kejadian COVID-19 tinggi,” papar Doni.
 

Karena itu, penting sekali bagi masyarakat untuk menyadari dan menaati protocol kesehatan, dalam hal ini adalah 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan menjaga jarak. Dan hal ini harus dilakukan oleh seluruh bagian masyarakat, tidak ada perkecualian.


“Dari data selama 6 bulan terakhir, ada 7 persen pasien COVID-19 yang ternyata tidak pernah keluar rumah tetapi tetap terjangkit virus. Ini artinya mereka tertular virus dari anggota keluarga yang lain yang masih berinteraksi di luar rumah lalu membawa penyakit pulang,” kata Doni.
 

Dari data memang terlihat, bahwa anak-anak muda usia di bawah 46 tahun dengan kondisi badan yang sehat, bila terpapar virus memang tidak menunjukkan gejala sakit. Namun, mereka tetap bisa menularkan virus ke orang lain. Dan bagi orang-orang yang komorbid, atau memiliki factor risiko, virus ini bak malaikat pencabut nyawa.
 

“Dari data terlihat, 80-85 persen kematian akibat COID-19 terjadi pada pasien yang komorbid, yaitu memiliki factor risiko seperti jantung, diabetes, hipertensi dan penyakit-penyakit lainnya. Karena virus ini ditularkan antar manusia, kita harus saling menjaga dengan patuh protocol kesehatan dan 3 M,” tegas Doni.
 

Atalia Praratya Ridwan Kamil, Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat yang juga menjadi pembicara dalam webinar ini membenarkan Doni bahwa masih banyak masyarakat yang abai. Terutama di tempat-tempat kerumunan seperti pasar. Salah satunya ketika ia dan Ridwal Kamil melakukan sidak, orang-orang bukannya melakukan jaga jarak tetapi malah ingin mendekatinya.

“Selain itu, yang tidak bisa kita abaikan adalah angka kejadian pada anak-anak. Dari data di Jawa Barat, dari 18.077 kasus positif corona, 1.200 adalah anak-anak usia 0-18 tahun. Jangan sampai kita hanya perhatian pada lansia, tapi melupakan anak-anak. Karena mereka juga bisa terkena virus,” ujar Atalia. (wn)


Baca Juga:

Lelah dan Demovitasi selama PSBB, Ini Penjelasannya (dan Mengatasinya)

Komedian Nunung Positif COVID-19 Beserta Keluarganya


 
 
 
 

Artikel Terpopuler

Emagz