Foto: Pexels
Pemerintahan Presiden Donald Trump secara formal telah memberitahu PBB bahwa mereka akan mundur dari WHO pada Selasa (7/7). Hal ini memicu kecaman dari para ahli di berbagai belahan dunia yang juga mengatakan bahwa inilah akhir dari era kepemimpinan Amerika di bidang kesehatan global.
Namun, di balik kecaman itu juga muncul kekhawatiran, bahwa pemerintah negara-negara yang selaras dengan politik populis Donald Trump, seperti hanya Presiden Brasil Jair Bolsonaro, ikut-ikutan keluar dari WHO. Ada ketakutan akan terjadi eksodus besar-besar dan merusak Kerjasama global di tengah pandemi COVID-19 ini.
“Menurut saya, ini bukan yang terakhir,” ujar Dr Clare Wenham, dari London School of Economics kepada The Telegraph. “Apakah Bolsonaro akan membawa Brasil keluar? Negara mana lagi yang akan mengikuti karena percaya langkah-langkah populis ini?” kata Wenham sambil menambahkan tidak mengetahui apa yang terjadi di balik layar.
Dr Wenham juga mengatakan, keputusan untuk keluar merupakan dampak dari pandemi COVID-19 ini, di mana Kerjasama internasional terpecah dan pengaruh Amerika Serikat mulai memudar karena Amerika dinilai tidak berhasil mengendalikan wabah di negaranya.
Sementara, kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Joe Biden mengatakan, jika ia memenangi pemilu November mendatang, dia akan memperbaiki hubungan dengan WHO. Termasuk soal pendanaan. Dengan keluarnya Amerika, WHO akan mengalami kekurangan dana sekitar 426 juta poundsterling. Padahal, organisasi ini sudah beroperasi dengan bujet ketat, yaitu sekitar $2,4 milyar poundsterling per tahun.
Juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel, Juergen Hardt mengatakan bahwa keputusan Amerika Serikat itu juga merusak Kerjasama startegis Amerika dan Barat yang akan emmbuat China mengambil posisi yang lebih besar. “Sebagai kontributor terbesar, mundurnya Amerika akan membuat lubang yang besar,” ujar Hardt. (wn)
Baca Juga: