Foto: Pexels
Menjaga kesehatan anak-anak di tengah pandemi corona ini memang menjadi tantangan tersendiri para orang tua. Pemerintah pun sudah banyak melakukan advokasi bagaimana bisa terhindar dari penyakit, seperti menerapkan physical distancing, hand washing, serta menghindari kerumuman.
“Untuk anak-anak, semua faktor promosi dan prevensi kesehatan harus dikerjakan. Untuk bayi, harus ASI ekslusif, makanan bergizi seimbang, pemberian multivitamin kalau dibutuhkan, istirahat cukup dan satu lagi yang penting, imunisasi,” kata Dr. dr Nastiti Kaswandani, SpA(K), Konsultan Respirologi Anak FKUI dan RSCM.
Imunisasi itu penting untuk mencegah penyaki infeksi. “Karena dari studi di berbagai negara mendapati adanya coinfeksi atau infeksi yang beberengan dengan COVID-19. Pada kasus di Indonesia, COVID-19 berbarengan dengan batuk rejan atau pertussis. Yang harusnya COVID 19 tidak terlalu berat, jadi berat karena ada dua kasus yang bersamaan,” papar dr. Nastiti.
Pada anak yang imunisasinya lengkap, maka dia akan terlindungi dari penyakit lain, misalnya batuk rejannya, difteri nterlindungi, campak juga terlindungi. Jadi, di tengah pandemi ini yang dihadari hanyalah corona. “Karena itu, kita tidak boleh menganggap remeh anjuran pemerintah untuk menghindari kerumuman. Kalau nggak perlu sekali jangan ajak anak ke kerumuman agar terhindar dari kemungkinan terjangkit penyakit,” kata dr. Nastiti.
Namun, berhubung imunisasi harus ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit, wajar bila para orang tua merasa khawatir untuk membawa anak-anak mereka mendapatkan imunisasi.
“Ya, pada awal COVID-19 dilaporkan positif di Indonesia, awal Maret 2020, semua orang berada dalam kondisi yang ketakutan, termasuk takut ke rumah sakit. Terlebih bila di rumah sakit tersebut merawat pasien COVID-19. Namun, Kementerian Sesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah membuat protokol yang diberikan kepada fasilitas kesehatan, agar pelayanan imunsasi tetap berjalan,” ujar dr. Nastiti.
Jadi, para ibu dan ayah, yang sebelumnya takut membawa anak ke rumah sakit sehingga anak-anak jadi terlambat jadwal imunisasinya, menurut dr. Nastiti, imunisasi itu masih bisa dikejar. Saat ini fasilitas kesehatan, dari puskesmas maupun rumah sakit sudah mendapatkan dan menerapkan protokol, seperti adanya screening bagi pengunjung, tempat tunggunya dibuat yang memungkinkan physical distanding dan tidak berdesakan, banyak rumah sakit yang bisa menerima pasien dengan perjanjian sehingga memungkinkan tidak bertemu dengan banyak orang. Menurut dr Nastiti, saat ini juga sudah ada panduan untuk menggabungkan imunisasi tertentu. Hal ini dilakukan sebagai cara agar bisa mengejar imunisasi yang sempat tertunda.
“Semua hal itu dilakukan dengan harapan kelak setelah COVID-19 bisa dikendalikan jangan sampai muncul penyakit-penyakit lain seperti TBC, difteri, pertussis, campak dan lain sebagainya,” kara dr Nastiti. (wn)
Wawancara lengkap dengan Dr.dr Nastiti, SpA(K) bisa disimak di wanita.network podcast