Sebagai aktris terkenal, tingkah laku Shandy Aulia memang sering menjadi berita. Apalagi ia rajin membagikan kesehariannya di akun media sosialnya. Namun, bila biasanya setiap postingan Shandy banyak dipuji warganet, kali ini ia justru dikritik karena memberikan madu pada bayinya yang baru berusia 4 tahun.
Sebetulnya, kritikan pertama adalah karena Shandy sudah memberikan Makanan Pedamping ASI (MPASI) pada bayinya. Padahal, MPASI harusnya diberikan setelah bayi berusia 6 bulan. Kedua, Shandy memberikan makanan bayi itu dicampur dengan madu, yang menurutnya untuk memberikan rasa makanan.
“Kalau rasanya hambar pasti kurang enak. Kaya kita juga kalau makan hambar pasti mood untuk makan, nah sama kaya bayi,” kata Shandy di Youtube, Selasa (21/7/2020).
Karena menuai kontroversi, lewat postingan di akun Instagramnya, Shandy mengumumkan bahwa ia menarik video itu karena tidak mau perbedaan pendapat itu membuat tidak hanya adu pendapat secara sehat saja. tetapi juga mengarah kepada saling menghujat dengan asumsi dan perkataan sesama para ibu-ibu dengan pandangannya masing-masing.
Menyudahi semua pendapat yang ada, Shandy mengikuti anjuran WHO untuk tidak memberikan madu pada anak di bawah 1 tahun. "Kiranya penjelasan saya ini dapat meluruskan semua pro dan kontra yang ada," tulis Shandy.
Menurut situs Healthline, rasa manis dan tekstur lembut madu memang sering membuat orang tua atau pengasuh bayi menganggap madu pilihan yang pas untuk menambah rasa. Meski begitu, disarankan menunggu bayi hingga usia setahun bila ingin memberinya madu. Ini termasuk untuk madu asli maupun makanan lain yang mengandung madu.
Risiko utama pemberian madu pada bayi di bawah usia setahun adalah botulisme, atau keracunan oleh racun bakteri Clostridium botulinum. Bayi usia di bawah 6 bulan yang paling berisiko terkena botulisme ini. Meski kondisi ini jarang, dan paling banyak dilaporkan terjadi di Amerika Serikat.
Bakteri ini bisa ditemukan di tanah, madu dan produk yang mengandung madu dalam bentuk spora. Setelah masuk ke usus, spora itu akan berubah bentuk menjadi bakteri dan mengeluarkan racun.
Keracunan bakteri botulinum ini adalah kondisi yang berbahaya. Sekitar 70 persen bayi yang keracunan botulinum memerlukan alat bantu pernafasan selama selama sekitar 23 hari. Rata-rata bayi perlu diopname selama 44 hari, dengan angka fatalitasnya kurang dari 2 persen.
Berikut ini gejala botulisme:
1/ Baby menjadi lemah
2/ Sulit menyusu
3/ Konstipasi
4/ Lesu
5/ Bayi bisa juga mengalami kesulitan bernafas dan gampang menangis.
6/ Sebagian bayi juga mengalami kejang.
Gejala ini akan muncul setelah 12-36 jam mengonsumsi makanan yang mengandung spora bakteri. Meski begitu, pada beberapa kasus gejala belum muncul hingga hari ke-14 setelah makan makanan yang mengandung spora.
Karena itu, bila bayi menunjukkan gejala botulisme setelah baru mengonsumsi madu, orang tua harus segera membawa bayi ke rumah sakit. (wn)
Baca Juga:
Jangan Memberi Air Putih Pada Bayi. Ini Akibatnya.