Wanita Network

Cristo Rei, Ikon Timor Leste Yang Dibangun Presiden Suharto


Foto-foto: dok. WN

 
Tahun ini tepatnya tanggal 30 Agustus, sudah 21 tahun, Timor Timur lepas dari Indonesia dan menjadi negara merdeka dengan nama Timor Leste. Ulang tahun kemerdekaan provinsi yang bergabung dengan Indonesia pada tahun 1975 ini menjadi perbincangan warga net sehingga menjadi trending topik dalam beberapa hari ini.
 

Bila membicarakan Timor Leste, termasuk sejarah hubungannya dengan Indonesia, yang tak bisa dilepaskan adalah Cristo Rei. Yuk, kit acari tahu lebih lanjut.
 

Cristo Rei atau Kristus Raja adalah patung Yesus setinggi 27 meter yang terletak di Kota Dili, ibukota Timor Leste. Patung Yesus digambarkan berdiri di atas bola dunia didesain oleh Mochamad Syailillah atau yang dikenal dengan nama Bolil. Cristo Rei dibangun pada tahun 1996.
 

Patung ini merupakah hadiah dari Pemerintah Indonesia, yang diwakili oleh Presiden Suharta, untuk rakyat Timor Timur yang waktu itu merupakan provinsi paling bungsu Indonesia.
 

Patung Yesus yang membentankan kedua lengannya ini ditempatkan di teluk Fatucama, dan menghadap ke laut sehingga seperti memberkati kota Dili. Karena menghadap ke Barat, dinilai arah patung ini sebetulnya menuju ke Jakarta, sebagai ibukota Indonesia.
 

Ide pembuatan Cristo Rei diusulkan oleh Gubernur Timor Timur (waktu itu) Jose A.O. Soares kepada Presiden Suharto. Patung ini sekaligus menjadi peringatan 20 tahun bergabungnya Timor Timor ke Indonesia.
 

Suharto menyetujui rencana itu, lalu menunjuk direktur PT Garuda Indonesia untuk menjadi pimpinan proyek. Pembangunan patung Cristo Rei ini memebutuhkan hampri satu tahun. Patungnya yang terbuat dari tembaga ini dikerjakan selama setidaknya satu tahun, yang mempekerjakan sekitar 30 orang di Sukaraja, Bandung.
 

Tentu tidak banyak yang menduga, 3 tahun kemudian, Timor Leste lepas dari Indonesia, menyusul kejatuhan Presiden Suharto.
 

Kini, Cristo Rei menjadi ikon Dili, juga Timor Leste. Ia menjadi tujuan pariwisata, dan warga Dili memanfaatkannya sebagai tempat berolahraga. Berada di puncak perbukitan, untuk mencapai kaki patung, pengunjung harus menaiki tangga ke atas sebanyak 597 anak tangga. Cukup menguras keringat, apalagi bagi orang yang jarang beraktifitas fisik. Tapi, jangan khawatir, karena segala lelah akan terbayar, begitu sudah mencapai puncak: pemandangan indah laut dan kota Dili dari atas.
 


Tak hanya itu, di sapanjang perjalanan ke atas, dibangun spot-spot untuk berdoa, juga beribadah jalan salib. Karena di tempat ini juga menjadi tempat ibadah akbar pada acara-acara khusus, mengingat  mayoritas penduduk Timor Leste adalah penganut Katolik. (wn)


Baca Juga:

Resep Primarasa: Sup Brenebon Kacang Merah

Meski Menuai Protes, Turki Ubah Hagia Sophia Menjadi Masjid


 
 
 
 

Artikel Terpopuler

Emagz