Wanita Network

Apa yang Terjadi Setelah Dinyatakan Sembuh dari Covid 19?

Foto: Pexels

 

Berapa lama, sih, virus corona ini hidup dalam tubuh kita?

Inilah pertanyaan banyak orang saat ini. Sebuah studi yang dipublikasikan jurnal medis, the Lancet, mengatakan bahwa pada orang yang positif terinfeksi, virus masih ditemukan di saluran pernafasan setidaknya selama 37 hari.  Artinya, orang tersebut bisa menularkan virus ke yang lain selama berminggu-minggu.

 

Meski selama ini karantina diri disarankan selama 14 hari, pasien tetap bisa menularkan virus, walau sudah tidak lagi mengalami gejala-gejala penyakit.

 

Apakah yang sudah sembuh bisa tertular lagi?

Memang ada penelitian yang menemukan bahwa orang yang sebelumnya sudah dinyatakan sembuh dari Covid 19, ternyata masih bisa tertular lagi. Seperti data yang dirilis otoritas Kesehatan Cina di Provinsi Guangdong, bahwa  ada 14 persen mantan pasien corona yang sudah sembuh ketika dites ulang, hasilnya kembali positif.

 

Akhir Februari lalu, kantor berita Reuters melaporkan kejadian di Osaka, Jepang tentang seorang wanita yang sudah dinyatakan sembuh, ternyata Kembali dinyatakan positif pada tes ulang. Hal yang sama juga dilaporkan terjadi di Korea Selatan.

 

Selain dugaan terinfeksi ulang, ada penjelasan lain mengenai hal ini. Sebetulnya, kejadian itu bukanlah terinfeksi ulang, melainkan ketika tes si pasien tersebut dinyatakan negatif, sesungguhnya virusnya masih ada di tubuh dalam kondisi yang tidak aktif sehingga tidak terdeteksi.

 

Pada infeksi virus, ketika sistem imunitas tubuh bisa melawan virus, maka selanjutnya tubuh sudah mengetahui cara melawan virus tersebut. Hal ini tentu tidak berlaku pada orang-orang yang menderita penyakit immunodeficient.

 

Apa yang terjadi setelah pasien dinyatakan sembuh?

Sebagai gambaran bisa melihat hasil penelitian otoritas Kesehatan Hongkong pada gelombang pertama infeksi Covid 19, yaitu 131 kasus dengan 3 kematian dan 74 pasien yang dinyatakan sembuh seperti yang dilaporkan The South China Morning Post.

 

Dr Owen Tsang Tak-yin, dari Princess Margaret Hospital mengatakan bahwa dua hingga tiga pasien yang sembuh mengaku tidak mampu melakukan hal-hal yang sebelumnya biasa mereka kerjakan dengan mudah.

 

“Mereka terengah-engah saat berjalan dengan lebih cepat,” ujar dr Tsang. Menurutnya, si pasien tersebut kemungkinan mengalami penurunan fungsi paru-paru sekitar 20-30% setelah sembuh dari infeksi.

 

Para pasien ‘gelombang pertama’ itu saat ini sedang dalam proses pengujian untuk memastikan kondisi fungsi paru-paru mereka, serta melakukan fisioterapi dan latihan kardio untuk menguatkan paru-paru.

 

Dari hasil scan menunjukkan, ada kerusakan paru, namun belum bisa dipastikan apakah hal ini akan memberikan komplikasi di kemudian hari, misalnya pasien mengalami fibrosis paru-paru. (wn)

 

Artikel Terpopuler

Emagz