Wanita Network

Millenial, Anda Bukannya Tak Terkalahkan

Foto: Unplash

 

Corona virus memang jauh berbahaya bagi orang-orang tua berusia di atas 60 tahun dan orang yang memiliki risiko seperti penderita deabetes, panyakit jantung, asma dan penyakit saluran pernafasan lain dan penyakit yang menyebabkan imunitas tubuh lemah seperti kanker, namun faktanya corona virus bisa menyebabkan sakit parah bahkan bisa merengut nyawa orang berusia muda. Hal ini yang membuat anak-anak muda ini harus menghindari berada di tengah orang banyak, yang berpotensi ketularan atau menularkan virus ke orang-orang yang memiliki faktor risiko. Demikian yang disampaikan Badan Kesehatan Dunia, WHO, pada Jumat (20/3/2020).

 

“Dengan lebih dari 210.000 kasus positif corona virus di seluruh dunia dengan kematian sebesar 9.000 jiwa, setiap hari kita akan mendengar berita-berita tragis,” ujar Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.  

 

Data dari berbagai negara menunjukkan bahwa orang di bawah usia 50 tahun merupakan pasien terbanyak yang membutuhkan penangangan rumah sakit. “Karena itu, hari ini saya serukan kepada orang-orang muda: Anda bukanlah tak terkalahkan, karena virus bisa membawa Anda ke rumha sakit bahkan bisa merengut nyawa Anda. Jika Anda tidak merasa sakit pun, apa yang Anda lakukan saat ini bisa menyebabkan kematian orang lain,” kata Ghebreyesus. Hal ini merujuk pada sikap kurang peduli anak-anak muda yang karena merasa sehat-sehat saja kemudian menjadi 'pembawa' virus dan menularkannya ke orang lain karena tidak mau berdiam di rumah.

 

 

Kota Wuhan, Cina, tempat pertama kali wabah ini muncul yang kemudian menjadi episentrum corona virus, dilaporkan tidak ada penambahan kasus baru per Kamis (19/3/2020). Hal ini memberi harapan bagi negara-negara yang sedang mengalami peningkatan kasus yang berat bisa menanggulangi penyakit ini seperti halnya yang terjadi di Wuhan. Saat ini, China juga sudah membantu supply alat-alat perlindungan diri (APD) bagi tenaga medis dan tes diagnosa untuk melawan wabah global ini. Saat ini WHO sudah mendistribusikan 1,5 juta tes lab di seluruh dudia dan kemungkinan membutuhkan jumlah 80 lipat lagi untuk melawan pandemik ini.

 

Banyak pemerintah negara yang terjangkit korona, meniadakan berbagai acara yang melibatkan ribuan orang. Hal ini merujuk pada acara Tahun Baru Bangsa Persia yang ternyata membuat 20.000 orang tertular dan 1.400 di antaranya meninggal dunia.

 

WHO saat ini juga mendorong penggantian istilah social distancing menjadi physical distance untuk menurunkan penularan virus.  “Kita ubah menjadi ‘physical distance’ dan itu tujuannya karena kita tetap ingin orang terhubung,” kata Dr. Maria Kerkhove, ahli epidemi WHO.

 

“Jadi, carilah cara untuk melakukannya, entah itu lewat internet atau sosial media untuk tetap terhubung dengan orang lain sebab kesehatan mental kita selama menghadapi pandemi ini sepenting kesehatan fisik kita,” kata dr Maria Kerkhove.

 

Di Indonesia juga mengalami sulitnya membuat orang yang tinggal di rumah dan menghindari kerumunan. Hal ini menjadi perhatian Staf khusus Presiden Jokowi Adimas Belva Devara. Pendiri situs belajar online Ruang Guru ini mengingatkan, generasi muda atau milenial menjadi salah satu pihak yang berpotensi besar menularkan virus corona ke orang lain.

 

"Penting untuk milenial, kita harus jaga jarak di rumah saja jangan ngeyel, egois. (Sebab) milenial generasi penular terbesar corona," kata Adimas dalam konferensi pers virtual di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). Jadi saat ini soliter adalah solider. (wn)

 

 

 

Artikel Terpopuler

Emagz