Wanita Network

Pandemic Fatique Menghantam Akibat COVID-19 Yang Tak Kunjung Berakhir

 
Foto: Pixabay

Pandemi COVID-19 yang pecah di Wuhan, China pada Desember 2019 dan kemudian dengan cepat menjangkiti seluruh dunia dan hingga kini belum kunjung terkendalikan benar-benar menyebabkan banyak orang terserang kelelahan luar biasa. Dari yang tiba-tiba kehilangan pekerjaan, harus bekerja di rumah sembari menemani anak-anak home learning, berbelit dengan ketakutan tertular virus yang hingga saat ini vaksinnya belum usai diteliti.
 
Psikolog Klinis dari Annabelle Phycology Singapura seperti dikutip Strait Times, Dr Annabelle Chow mengatakan, sindrom kelelahan akibat COVID-19 merupakan pandemi kelelahan.
 
"Pandemi kelelahan dideskripsikan sebagai kondisi mental yang terjadi akibat ketakutan dan keharusan untuk berhati-hati dalam jangka panjang dan makin meningkat yang mengakibatkan burnout. Meski tidak digolongkan sebagai mental disorder, namun efek dari wabah kelelahan global ini nyata dan diderita oleh banyak orang,” ujar Dr Annabelle.
 
Tanda-tandanya termasuk mengurangi sosialisasi dengan orang lain, merasa gelisah, sedih, tak punya harapan, tidak termotivasi, dan frustasi, gampang tersingung dan sensitif, memiliki mood dan energi yang lemah serta insomnia.
 
Kekhawatiran dalam jangka panjang akan pandemi ini memang bisa mempengaruhi kesehatan mental dan emosional yang hasilnya bisa mempemburuk kesehatan mental dan masalah Kesehatan yang kronis.
 
Karena hal ini bisa jadi penyebab sakit kepala, sulit fokus, gangguan pencernakan, insomnis yang bisa menurunkan sistem imunitas dan menganggu kegiatan sehari-hari.

Sementara, menurur Terri Chen, psikolog klinis senior di National University Hospital's (NUH), sejak April 2020 kita merasakan perubahan yang drastis bagaimana cara kita menjalani hidup.
 
"Setiap orang harus bisa beradaptasi dalam waktu yang singkat,” kata Terri Chen. Dan Ketika kondisi ini terus menerus diperpanjang, maka berat bagi orang untuk terus menerus mengikutinya apalagi belum ada kejelasan kapan hal ini berakhir.
 
Lalu, bagaimana bisa menghadapi kelelahan pandemi ini? Psikolog Terri Chen memberikan caranya seperti berikut ini:
 
Selalu Memiliki Kesadaran
Kita tidak bisa membuat perubahan jika kita tidak memiliki kesadaran apa yang sedang terjadi dalam diri kita. Ketika kita sibuk, maka mudah untuk melihat emosi dan perilaku yang bisa menjadi pertanda. Melatih kesadaran penting untuk memelihara Kesehatan mental kita. Luangkan waktu untuk melihat dan mengobservasi apa yang Anda rasakan dan pikirkan tiap hari
 
Kreatif 
Banyak cara yang bisa digunakan untuk mengisi ulang apa yang sudah berubah karena efek pandemi. Karena pergi berlibur bukan lagi pilihan di masa sekarang, termasuk juga berada dalam acara dengan peserta yang besar yang bisa menjadi cara pemenuhan kebutuhan kita sebagai makhluk social.
 
Jadi, kita harus kreatif dengan ide-ide baru. Misalnya, mengajak teman sama-sama menonton konser virtual bersama, atau ikut menjadi peserta tur-tur virtual di museum-museum.

Baik dan Berbelas Kasih
Banyak hal yang tidak bisa kita kontrol dan bisa membuat kita frustasi dan marah. Hal ini bisa membuat kita cenderung menyalahkan diri sendiri yang akhirnya bisa memperburuk mood.
 
Sayangi diri sendiri, dan tiap hari usahakan memberikan kasih sayang pada orang lain. Penelitian membuktukan bahwa hal ini bisa membuat kita lebih Bahagia yang bisa meningkatkan kadar imun dan energi kita.
 
Panjang Sabar
Kita tidak pernah tahu pasti kapan pandemi ini akan berakhir karena itu kita perlu memiliki kesabaran yang tiada batas untuk mengikuti protokol kesehatan. Memang tidak mungkin bisa berpikir logis 100 persen setiap hari, namun bisa dicoba teknik …5,… 4,… 3,… 2,… 1 untuk bisa relaks yaitu: lihat sekeliling dan sebutkan 5 hal yang Anda lihat, 4 hal yang Anda rasakan, 3 hal yang Anda dengar, dua hal yang Anda cium baunya dan satu hal yang Anda rasakan.
 
Lebih Efektif
Banyak tip dan saran untuk bagaimana bisa menghadapi pandemic seperti melakukan mindfulness atau olahraga, dan hal ini bisa saja membuat kuwalahan karena mencoba banyak hal dalam satu waktu.

Yang lebih efektif adalah bagaimana mengindenfitikasi kebutuhan fisik, emosi, intelektual dan spiritual, dan berlatihlah teknikny satu saja saja setiap waktu yang benar-benar Anda butuhkan.
 
Cari Bantuan
Carilah bantuan professional atau seseorang yang Anda percaya bila Anda menyadari mengalami kelelahan pandemi dan Anda tidak mampu mengatasinya sendiri.
 
Bisa didengarkan oleh orang lain bisa menjadi dukungan bagi Anda untuk mengelola emosi dan menurunkan stress. (wn)
 

Baca Juga:

Lockdown Karena Corona Ternyata Bikin Jarang Berhubungan Seks. Kenapa?

Terus-terusan di Rumah, Waspadai Cabin Fever!

Artikel Terpopuler

Emagz