Foto: Unsplash
Denmark, sebagai negara produsen hewan
mink atau cerpelai, melaporkan pihaknya akan memusnahkan lebih dari 15 juta ekor
mink. Hal ini sebagai antisipasi adanya mutasi virus corona penyebab wabah COVID-19 dalam tubuh
mink yang bisa menular ke manusia.
Pada pernyataan pers pada Rabu (4/11/2020) seperti dikutip dari TheGuardian.com, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan bahwa sudah ada 12 orang yang terinfeksi virus yang sudah mutasi. Kejadian ini disadari ke depannya bisa mengancam kesehatan masyarakat.
“Virus yang bermutasi dalam tubuh cerpelai bisa menganggu efektifitas vaksin yang saat ini sedang dikembangkan,” ujar Frederiksen.
Aparat Denmark yang terdiri dari militer, polisi dan badan kedaruratan nasional dimobilisasi untuk membantu para peternak untuk memusnahkan cerpelai piaraan mereka. Operasi ini juga ditargetkan akan menghabisi seluruh populasi cerpelai di Denmark.
Kementerian Kesehatan Denmark, seperti diberitakan Reuters, mengatakan bahwa lebih dari separuh dari orang-orang yang terinfeksi corona di Denmark bagian Utara yang menjadi sentra pembiakan cerpelai yang bulunya banyak digunakan sebagai produk
fashion, terjangkit virus dari peternakan.
Denmark selama ini menjadi produsen bulu cerpelai dan memiliki antara 15-17 juta ekor cerpelai di sekitar 1.100 peternakan. Dilaporkan bahwa infeksi COVID-19 terjadi di sekitar 200 peternakan.
Rencana pemerintah ini membuat kaget pihak-pihak yang berkecimpung dalam bisnis bulu
mink. Seperti pedagang besar bulu
mink Magnus Ljung yang mengatakan dirinya merasa syok dengan keputusan pemerintah Denmark.
“Belanda, Swedia dan Spanyol juga menghadapi kasus serupa, namun mereka bisa mengontrolnya. Pemusnahan yang dilakukan Denmark sungguh-sungguh tak terduga,” kata Ljung. (wn)
Baca Juga: